Naskah Laut Mati Akan Dipublikasikan via Internet

Peminat sejarah dari seluruh dunia kini bisa menikmati Dead Sea Scroll atau Naskah Laut mati melalui internet. Dead Sea Scroll disebut-sebut sebagai salah satu penemuan arkeologi terpenting dalam sejarah manusia. 

"Kami hanya menginginkan agar publik tahu mengenai naskah sejarah ini. Sehingga dengan mudah mereka mendapatkannya di internet, dengan sekali klik saja," terang Direktur Jenderal Otoritas Benda Bersejarah Israel (IAA), Shuka Dorfman.

Konservasi terhadap manuskrip-manuskrip kuno ini memang menjadi perhatian IAA (Israel Antiquities Authority) sejak lama.

Perawatan yang kurang optimal serta praktek-praktek display yang dilakukan pada dekade-dekade terakhir, telah menyebabkan konsekuensi 'bencana' bagi kelestarian naskah ini, kata Shor.

Oleh karenanya, IAA memutuskan untuk menyediakan rekaman gambar manuskrip yang bisa mencegah degradasi lebih lanjut. Naskah ini dikhawatirkan tak tahan lagi untuk difoto, karena paparan cahaya dan udara bisa berakibat fatal terhadap naskah-naskah itu.

Proyek beranggaran US$3,5 juta (Rp 31,25 miliar) itu, akan menggunakan teknologi pencitraan multi-spektral dan pemindaian infra-merah yang dikembangkan oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA) untuk menyalin naskah-naskah itu ke dalam bentuk digital dengan kualitas render terjernih.

Artefak-artefak itu sendiri kini berada di Museum Israel di Yerusalem. Saat tidak diperlihatkan, artefak itu disimpan di tempat yang gelap, serta ruang penyimpanan dengan suhu, kelembaban, dan cahaya yang dikondisikan persis seperti kondisi di tempat di mana naskah ini ditemukan.

Seluruh Naskah Laut Mati sebenarnya sudah diabadikan melalui foto sejak tahun 1950-an. Namun, akses terhadap foto-foto dan dokumen itu telah dibatasi. Hanya sekitar empat pakar konservasi yang diperbolehkan untuk menangani fragmen-fragmen naskah dan para ilmuwan juga dibatasi waktu mereka untuk mempelajari naskah ini secara langsung.

Naskah Laut Mati merupakan perkamen dan gulungan kulit, papirus, dan tembaga bertuliskan teks-teks berbahasa Ibrani, Yunani, dan Aramaik, yang ditemukan pada 1947 oleh seorang penggembala di gua Qumran, dekat Laut Mati.

Naskah ini terdiri dari 30 ribu fragmen dari 900 manuskrip, yang memuat beberapa teks kuno dari abad 3 SM hingga tahun 70 M. Di antaranya memuat teks injil, dan salah satu yang tertua adalah salinan teks Sepuluh Titah Tuhan (Ten Commandments).

Melalui proyek ini, diharapkan gambar pertama naskah ini sudah bisa dinikmati secara online dalam beberapa bulan ke depan.

sumber: 
vivanews.com
okezone.com
tempointeraktif.com

Artikel Terkait



Categories:

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...